Bogor, Virus flu burung bermutasi untuk menjadi lebih kuat. Manusia pun terus melakukan berbagai penelitian untuk menghambat dan bahkan mematikan virus tersebut. Salah satu yang disebut bisa menghambat virus flu burung adalah teh putih.
"Teh putih ini diambil dari pucuknya yang paling atas, bukan daun tehnya sampai ke bawah. Pucuk ini diseduh tiga kalu untuk tahu sampai seberapa bisa menghambat virus," ujar pakar biologi molekuler Universitas Airlangga, Dr. Drh. Chairil Anwar Nidom,MS.
Hal itu disampaikan dia dalam Avian Flu and Disaster Preparedness Workshop for Journalist di Hotel Horison, Jl Pakuan, Bogor, Jawa Barat, seperti ditulis pada Selasa (9/4/2013).
Dijelaskan Nidom, saat teh putih diseduh sekali manfaatnya sebagai minuman biasa. Seduhan kedua bisa menghambat influenza, dan seduhan ketiga ditengarai bisa menghambat virus flu burung.
Teh putih tidak boleh dikeringkan langsung, melainkan hanya diangin-anginkan. Karena tidak dikeringkan dengan sinar matahari, kandungan antioksidan dalam pucuk teh putih tidak hilang teroksidasi. Karena itu teh putih mengandung antioksidan sekitar 17 persen.
Berbeda dengan teh hijau dan teh hitam, teh putih harganya lebih mahal. Sebab tidak mudah mendapatkan pucuk teh yang belum mekar untuk dijadikan teh putih. Konon harga teh curah 1 kg harganya Rp 1 juta.
Untuk mengatasi flu burung, biasanya juga diberikan antiviral dalam hal ini adalah oseltamivir. Di Indonesia, pemberian obat ini adalah dengan resep dokter sehingga pemakaiannya terkendali. Sedangkan di Jepang pernah dijual bebas dan berdampak halusinasi pada anak-anak.
Sementara itu menurut Kendra Chittenden, Senior Avian and Pandemic Influenza Advisor, USAID dalam kesempatan yang sama mengatakan 8,2 juta warga AS mengonsumsi oseltamivir pada saat pandemik H1N1 di AS. Mereka meyakini dengan mengonsumsi oseltamivir bisa mengurangi 12 jenis pengobatan di RS.
"Dipercaya oseltamivir bisa menghemat USD 80 juta biaya kesehatan. Itu menurut Pusat Pengendali Penyakit (CDC) di AS," kata Kendra.
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar