Jakarta, Konsumsi garam yang berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah. Hal ini menyebabkan sebagian orang yang
saking takutnya mengalami hipertensi lantas berpantang makan garam. Tapi
kekurangan garam juga tidak baik bagi tubuh. Lantas berapa idelanya
asupan garam per hari?
"Kalau kita rendah garam, makanannya anyep, rasanya mungkin kurang. Tapi kita berharap dengan makanan rendah garam, tubuh masih bisa dapat asupan sebab dalam makanan sudah ada garamnya. Untuk mengindari ini (kelebihan asupan garam), ada batasan-batasan diet garam," kata dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD-KKV, dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular FKUI.
Dalam acara Konferensi Pers membahas mengenai bahaya Hipertensi di Restoran Munik Jl. Matraman Raya, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2013), dr Ika menjelaskan bahwa mengurangi asupan garam memang perlu untuk mencegah hipertensi, namun bukan berarti berpantang makan garam.
Dr Ika menjelaskan, garam juga diperlukan tubuh untuk hidup, agar tetap ada listrik yang mengalir lewat jantung atau saraf yang bisa menyalurkan impuls. Yang perlu dilakukan agar terhindar dari hipertensi adalah memberikan batasan pemakaian garam setiap hari.
Untuk orang hipertensi, dr Ika menyarankan untuk membatasi asupan garam cukup 1,5 gram per hari. Namun untuk orang sehat, standarnya bermacam-macam setiap negara. Misalnya di Kanada batasannya 2,5 gram perhari, sedangkan di Indonesia batasannya 3 gram per hari. Jika dibandingkan, 3 gram adalah ukuran satu sendok teh yang diratakan.
"Bahayanya kalau tidak makan garam, ada gejala namanya gejala kekurangan natrium atau kita sebut dengan hiponatrium. Hal ini berbahaya sebab cairan tubuh akan keluar dari sel sehingga sel mengalami kekurangan cairan lalu mati karena dehidrasi. Oleh karena itu, kalau bisa jangan terlalu parno dengan garam karena garam toh sebenarnya masih diperlukan tubuh," ungkap dr Ika.
Satu lagu yang tak kalah penting, dr Ika mewanti-wanti untuk tidak mengolah makanan terlalu lama sebab natriumnya akan banyak yang keluar. Jadi sebaiknya mengolah makanan secukupnya saja untuk disantap. Dan jangan lupa untuk sebisa mungkin mengolah makanan sendiri
http://health.detik.com
"Kalau kita rendah garam, makanannya anyep, rasanya mungkin kurang. Tapi kita berharap dengan makanan rendah garam, tubuh masih bisa dapat asupan sebab dalam makanan sudah ada garamnya. Untuk mengindari ini (kelebihan asupan garam), ada batasan-batasan diet garam," kata dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD-KKV, dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular FKUI.
Dalam acara Konferensi Pers membahas mengenai bahaya Hipertensi di Restoran Munik Jl. Matraman Raya, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2013), dr Ika menjelaskan bahwa mengurangi asupan garam memang perlu untuk mencegah hipertensi, namun bukan berarti berpantang makan garam.
Dr Ika menjelaskan, garam juga diperlukan tubuh untuk hidup, agar tetap ada listrik yang mengalir lewat jantung atau saraf yang bisa menyalurkan impuls. Yang perlu dilakukan agar terhindar dari hipertensi adalah memberikan batasan pemakaian garam setiap hari.
Untuk orang hipertensi, dr Ika menyarankan untuk membatasi asupan garam cukup 1,5 gram per hari. Namun untuk orang sehat, standarnya bermacam-macam setiap negara. Misalnya di Kanada batasannya 2,5 gram perhari, sedangkan di Indonesia batasannya 3 gram per hari. Jika dibandingkan, 3 gram adalah ukuran satu sendok teh yang diratakan.
"Bahayanya kalau tidak makan garam, ada gejala namanya gejala kekurangan natrium atau kita sebut dengan hiponatrium. Hal ini berbahaya sebab cairan tubuh akan keluar dari sel sehingga sel mengalami kekurangan cairan lalu mati karena dehidrasi. Oleh karena itu, kalau bisa jangan terlalu parno dengan garam karena garam toh sebenarnya masih diperlukan tubuh," ungkap dr Ika.
Satu lagu yang tak kalah penting, dr Ika mewanti-wanti untuk tidak mengolah makanan terlalu lama sebab natriumnya akan banyak yang keluar. Jadi sebaiknya mengolah makanan secukupnya saja untuk disantap. Dan jangan lupa untuk sebisa mungkin mengolah makanan sendiri
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar