Jakarta, Belakangan, negeri tirai bambu China gempar oleh kemunculan varian baru flu burung yang lebih mematikan. Sedikitnya 9 orang telah terinfeksi virus yang menular antar manusia ini, 3 di antaranya tewas. Untungnya menurut Menteri Kesehatan, kasus infeksi virus baru ini belum ditemukan di Indonesia.
"Saat ini alhamdulillah kita belum melihat mutasi pada manusia di Indonesia. Akan tetapi kita harus waspada," tegas Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi usai mencanangkan Gerakan Nasional Periksa Tekanan Darah di Istora Senayan, Minggu (7/4/2013).
Menkes mengatapan bentuk kewaspadaan yang telah dilakukan adalah meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan di peternakan. Dalam hal ini, Menkes selalu berkoiordinasi dengan Kementerian Pertanian. "Unggas juga harus divaksin," tambah Menkes.
Di Kementerian Kesehatan sendiri, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) telah mengirim edaran untuk jajarannya di daerah tentang apa saja yang harus dilakukan untuk mengantisipasi ancaman flu burung dari China.
"Ini flu burung yang lebih mematikan dari yang sebelumnya. Angka kematiannya lebih tinggi," kata Menkes.
Menkes juga berharap pabrik vaksin Biofarma di Bandung bisa segera melanjutkan riset dan produksi vaksin. Sebab bila tidak demikian, dikhawatirkan Indonesia tidak memiliki perlindungan jika memang benar infeksi virus flu burung varian baru itu masuk Indonesia.
Mengenai travel warning, Menkes menilai hal itu belum diperlukan untuk saat ini. Hanya saja, pengawasan di wilayah tertentu seperti Hong Kong perlu ditingkatkan. Bukan hanya Indonesia, Menkes mengatakan semua negara saat ini dalam tahap siaga mengamati jika ada mutasi flu burung pada manusia.
Virus baru yang menggemparkan China tersebut dinamakan H7N9. Dari 9 orang yang telah terinfeksi, dilaporkan 3 di antaranya meninggal dengan rincian 2 korban di Provinsi Shanghai dan 1 orang di Provinsi Zhejiang.
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar