Senin, 11 Maret 2013

Suhu yang Terlalu Panas Tingkatkan Risiko Gangguan Pernapasan Lansia


Orang tua harus lebih hati-hati terhadap paparan udara luar yang sangat panas. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi telah terkait dengan meningkatnya risiko masalah pernapasan atau penyakit paru-paru kronik, seperti COPD.

Para peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan bahwa semakin tinggi suhu di lingkungan luar, orang lanjut usia akan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah pernapasan seperti chronic obstructive pulmonary disease (COPD), yaitu penyakit paru-paru yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara.

Dalam studi tersebut, peneliti mengamati lebih dari 30 persen penduduk Amerika yang berusia 65 tahun dan menemukan bahwa setiap 10 derajat Fahrenheit peningkatan suhu lingkungan, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat masalah pernapasan meningkat hingga 4,3 persen.

Efek terkuat terjadi pada hari di mana pasien terpapar panas, tetapi risiko tersebut tetap tinggi pada hari berikutnya.

"Kami menemukan bukti yang kuat bahwa paparan jangka pendek terhadap suhu panas di luar ruangan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan COPD pada orang tua," kata G. Brooke Anderson, PhD dari Department of Biostatistics di Johns Hopkins, yang menulis studi tersebut, seperti dilansir Everyday Health, Senin (11/3/2013).

Para peneliti belum dapat menjelaskan dengan pasti mengapa risiko masalah pernapasan meningkat seiring dengan peningkatan suhu lingkungan, tetapi hasil penelitian tersebut konsisten bahkan setelah peneliti menyesuaikan dengan faktor polusi udara, umur, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya.

U.S. Centers for Disease Control and Prevention menjelaskan di situsnya bahwa ada beberapa alasan mengapa orang tua jauh lebih rentan terhadap panas daripada orang yang lebih muda. Orang tua tidak mudah menyesuaikan perubahan suhu yang mendadak seperti orang-orang muda.

"Orang tua lebih cenderung memiliki kondisi medis yang kronis atau fisik yang tidak lagi prima, sehingga hal ini mengubah respon tubuh normal terhadap panas dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu atau menghambat keringat," menurut CDC.

Keluarga harus mampu mencegah risiko tersebut dengan menghindarkan orang tua dari paparan langsung suhu tinggi di hari-hari yang paling panas saat musim panas. Jika terjadi perubahan iklim yang berlanjut seperti pemanasan global, orang tua akan berada pada risiko yang jauh lebih besar.

Peneliti menuliskan dalam American Journal of Medicine Respiratory Critical Care, di masa depan mungkin akan lebih banyak kasus gangguan pernapasan akibat suhu panas. Karena satu abad terakhir ini, paparan panas diperkirakan terus meningkat karena suhu rata-rata global meningkat setidaknya 3 derajat Fahrenheit.

http://health.detik.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar