Jakarta, Rasa lapar lebih sering diartikan negatif.
Keberadaannya selalu dikaitkan mood yang jelek, badan terasa lemas dan
tidak produktif. Namun di mata ahli gizi, bisa merasakan lapar juga
menandakan bahwa seseorang dalam kondisi sehat.
Melinda Johnson, seorang pakar diet di Amerika Serikat dalam tulisannya mengatakan bahwa rasa lapar sebenarnya merupakan bagian paling menyenangkan dari pengalaman makan. Contoh sederhananya, makanan terasa lebih enak saat seseorang sedang lapar.
Demikian juga dengan kebiasaan orang Prancis yang jarang sekali mengagendakan sesi ngemil di antara jadwal makan besar. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan rasa lapar, sehingga nafsu makannya terjaga setibanya di meja makan pada jadwal makan sesungguhnya.
Berikut ini beberapa alasan yang mendukung anggapan bahwa rasa lapar sesungguhnya bisa berarti sehat, seperti dikutip dari Huffingtonpost, Kamis (14/3/2013).
1. Tidak sedang kecanduan makan
Beberapa konselor diet untuk menurunkan berat badan sering menggunakan Hunger Scale atau skala rasa lapar. Dengan mengacu pada skala tersebut, sesorang dianjurkan untuk makan saat rasa lapar tiba tetapi belum sapai kelaparan dan berhenti saat mulai kenyang tetapi belum kekenyangan. Jika seseorang tidak pernah sekalipun merasakan lapar meski cuma sedikit, itu artinya mengalami overeating atau makan berlebihan. Bisa juga kecanduan makan.
2. Terhindar dari perilaku pilih-pilih makanan
Pada anak-anak, sedikit rasa lapar juga penting untuk membentuk pola makan yang sehat. Anak-anak mudah sekali terjebak pada perilaku pilih-pilih makanan atau picky eating. Jika anak-anak tersebut datang ke meja makan dalam kondisi sedang merasa lapar, maka kemungkinan untuk pilih-pilih akan lebih kecil.
3. Memberi tambahan rasa nikmat pada makanan
Coba ingat-ingat terakhir kali mendengarkan pidato yang bagus. Tentu bukan hanya kata-katanya yang bagus, tetapi cara menyampaikannya yang tidak datar begitu saja. Ada jeda pada titik tertentu, kemudian diikuti dengan penekanan-penekanan. Begitu juga untuk urusan makan. Agar terasa sensaninya, butuh ada rasa lapar lalu disusul dengan kenyang meski tetap harus dikontrol juga agar tidak berlebihan.
http://health.detik.com
Melinda Johnson, seorang pakar diet di Amerika Serikat dalam tulisannya mengatakan bahwa rasa lapar sebenarnya merupakan bagian paling menyenangkan dari pengalaman makan. Contoh sederhananya, makanan terasa lebih enak saat seseorang sedang lapar.
Demikian juga dengan kebiasaan orang Prancis yang jarang sekali mengagendakan sesi ngemil di antara jadwal makan besar. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan rasa lapar, sehingga nafsu makannya terjaga setibanya di meja makan pada jadwal makan sesungguhnya.
Berikut ini beberapa alasan yang mendukung anggapan bahwa rasa lapar sesungguhnya bisa berarti sehat, seperti dikutip dari Huffingtonpost, Kamis (14/3/2013).
1. Tidak sedang kecanduan makan
Beberapa konselor diet untuk menurunkan berat badan sering menggunakan Hunger Scale atau skala rasa lapar. Dengan mengacu pada skala tersebut, sesorang dianjurkan untuk makan saat rasa lapar tiba tetapi belum sapai kelaparan dan berhenti saat mulai kenyang tetapi belum kekenyangan. Jika seseorang tidak pernah sekalipun merasakan lapar meski cuma sedikit, itu artinya mengalami overeating atau makan berlebihan. Bisa juga kecanduan makan.
2. Terhindar dari perilaku pilih-pilih makanan
Pada anak-anak, sedikit rasa lapar juga penting untuk membentuk pola makan yang sehat. Anak-anak mudah sekali terjebak pada perilaku pilih-pilih makanan atau picky eating. Jika anak-anak tersebut datang ke meja makan dalam kondisi sedang merasa lapar, maka kemungkinan untuk pilih-pilih akan lebih kecil.
3. Memberi tambahan rasa nikmat pada makanan
Coba ingat-ingat terakhir kali mendengarkan pidato yang bagus. Tentu bukan hanya kata-katanya yang bagus, tetapi cara menyampaikannya yang tidak datar begitu saja. Ada jeda pada titik tertentu, kemudian diikuti dengan penekanan-penekanan. Begitu juga untuk urusan makan. Agar terasa sensaninya, butuh ada rasa lapar lalu disusul dengan kenyang meski tetap harus dikontrol juga agar tidak berlebihan.
http://health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar